Cara Mendapat Sunrise Terbaik di Penanjakan Bromo Tengger

Keindahan pemandangan matahari terbit bisa disaksikan dari lokasi wisata Bukit Cinta, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (4/11/2017). Bukit Cinta menjadi alternatif menyaksikan matahari terbit di kawasan wisata Gunung Bromo. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO (KRISTIANTO PURNOMO)


PASURUAN, Berburu indahnya matahari terbit di kawasan Bromo Tengger, Jawa Timur jadi agenda wisata yang sayang untuk dilewati saat berada di sana. Salah satu tempat terbaiknya berada di bukit-bukit kawasan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, karena yang terdekat menuju Gunung Bromo.

Suasana dingin yang menggigit di tengah kegelapan malam menjadi sensasi tersendiri berburu indahnya matahari terbit. Perjalanan yang cukup jauh, medan yang khas, dan berbagai tantangan lain harus disiapkan oleh wisatawan saat ke sana.

Berikut KompasTravel rangkum tips untuk berburu keindahan matahari terbit di sisi Kaldera Tengger, dari puncak-puncak bukit di Pasuruan.

Wisatawan mengunjungi lokasi wisata Bukit Cinta, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (4/11/2017). Bukit Cinta menjadi alternatif menyaksikan matahari terbit di kawasan wisata Gunung Bromo. (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)


1. Persiapan dini hari

Agar tidak terlambat melihat momen matahari terbit, tentunya Anda harus memperhitungkan waktu dan jarak tempuh. Desa terakhir sebelum masuk hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ialah Desa Wonokitri.

Jika di bulan-bulan April, matahari terbit sekitar pukul 05.00, baiknya Anda sampai di desa terakhir sebelum 03.20, dan sampai di gerbang masuk TNBTS maksimal pukul 03.30. Dikarenakan jika lebih dari itu wisatawan sudah mulai memenuhi jalan-jalan, alhasil kendaraan jeep Anda pun perlu mengantre lama.

Jika sudah macet cukup lama, solusinya ialah naik ojek, atau trekking berjalan kaki ke puncak-puncak pengamatan matahari terbit.

Sebuah toko perlengkapan pendakian di Puncak Pananjakan, di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, saat dini hari sebelum matahari terbit, Sabtu (21/4/2018).(KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)

2. Persiapan alat 

Suhu dingin yang cukup ekstrem akan Anda rasakan ketika memasuki TNBTS. Di atas ketinggian sekitar 2.600 meter di atas permukaan laut itu suhu bisa mencapai 10 derajat celcius. Belum lagi hembusan angin yang dingin bertiup.

Untuk itu, Anda bisa mempersiapkan jaket tebal, penutup kepala seperti kupluk, atau wind breaker lainnya. Sarung tangan juga penting, saat sudah mencapai puncak-puncak tempat pengamatan matahari terbit.

Bagi yang tidak bawa, Anda bisa menyewa atau membeli alat-alat tersebut. Seperti sewa jaket tebal di puncak Pananjakan seharga Rp 20.000, lalu sarung tangan, syal, dan kupluk masing-masing dijual Rp 15.000.

Perjalann menuju Kawasan Bromo Tengger, Puncak Pananjakan, di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, saat dini hari sebelum matahari terbit, Sabtu (21/4/2018).(KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)

3. Antisipasi mabuk

Jalan menuju Puncak Pananjakan yang berkelok-kelok berpotensi membuat wisatawan rawan mabuk, apalagi bagi yang duduk menyamping di belakang jeep. Bambang salah satu operator jeep di Tengger menyarankan bagi yang rentan mabuk, lebih baik duduk di depan.

Namun, menurutnya tergantung kecakapan supir dalam mengemudi, jika baik maka tidak membuat mual.

“Di kursi depan memang saya utamakan buat yang rentan mabuk, kalau ga biasa duduk nyampig di belakang dengan jalan kelok-kelok emang bikin mual,” pungkas Bambang.

Keindahan pemandangan matahari terbit bisa disaksikan dari lokasi wisata Bukit Cinta, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (4/11/2017). Bukit Cinta menjadi alternatif menyaksikan matahari terbit di kawasan wisata Gunung Bromo. (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

4. Tips waktu kunjungan yang tepat 

Pemandu wisata di Tengger menyarankan untuk kunjungan khusus melihat matahari terbit yang terbaik ialah di musim kemarau, yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September puncaknya. Jika sudah masuk musim hujan, selain dikhawatirkan hujan, juga presentase kabut lebih banyak menutupi indahnya matahari terbit.

Penulis : Muhammad Irzal Adiakurnia
Editor : Wahyu Adityo Prodjo
Share on Google Plus

About admin

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment