Penampakan tembakan antirudal di Damaskus, Suriah (REUTERS/Feras Makdesi)
Damaskus -
Kantor berita nasional Suriah menyebut serangan udara dari
Amerika Serikat (AS) bersama Inggris dan Prancis mengenai depot militer
di Homs. Suriah juga mengklaim 13 rudal di antaranya yang ditembakkan ke
area Damaskus berhasil ditembak jatuh.
Seperti dilansir AFP dan Reuters,
Sabtu (14/4/2018), media nasional AS mengecam serangan udara yang
dilancarkan AS dan sekutunya ini dengan menyebutnya sebagai pelanggaran
keras terhadap hukum internasional.
"Agresi tripartit merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional," tegas kantor berita Suriah, SANA, dalam pernyataannya.
Serangan udara yang dilancarkan AS bersama Inggris dan Prancis ini
menargetkan fasilitas-fasilitas kimia milik Suriah. Serangan pada Sabtu
(14/4) pagi waktu setempat ini bertujuan menghukum rezim Presiden Bashar
al-Assad yang diyakini mendalangi serangan kimia di Douma, pekan lalu.
Rezim Assad telah membantah tudingan itu.
Kepala Staf Gabungan
AS, Jenderal Joseph Dunford, menyebut setidaknya ada tiga target dalam
serangan udara ini. Tiga lokasi itu antara lain sebuah pusat penelitian
ilmiah di Damaskus, kemudian sebuah fasilitas penyimpanan senjata kimia
di sebelah barat Homs, Suriah dan sebuah fasilitas penyimpanan
perlengkapan senjata kimia dan sebuah pos komando penting yang letaknya
tak jauh dari target kedua.
Dalam pernyataan terpisah, televisi nasional Suriah, seperti dilansir Reuters,
melaporkan sistem pertahanan udara militer Suriah telah menembak jatuh
13 rudal yang mengudara di area Damaskus, pada Sabtu (14/4) waktu
setempat.
Disebutkan televisi nasional Suriah bahwa beberapa rudal ditembak jatuh
di area Kiswah, Damaskus bagian selatan. Tidak diketahui jumlah rudal
yang ditembakkan AS dan sekutunya ke wilayah Suriah. Namun seorang
pejabat pro-Assad menyebut ada 30 rudal yang ditembakkan ke wilayah
Suriah pada Sabtu (14/4) dan sepertiganya berhasil ditembak jatuh.
Dilaporkan
juga oleh televisi nasional Suriah bahwa 'poros antiteror' pro-Damaskus
ikut menghadapi serangan itu. Pernyataan ini menandai rezim Assad
mungkin mendapat bantuan Rusia, yang merupakan sekutunya, dalam
menghadapi serangan udara ini.
Sementara itu, kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights
melaporkan bahwa tiga pusat penelitian ilmiah Suriah terkena serangan
udara itu, dengan dua di antaranya berlokasi di Damaskus dan satu
lainnya berlokasi di Homs. Menurut Observatory, seluruh pangkalan dan
fasilitas yang menjadi target serangan AS dan sekutunya, telah
dievakuasi sejak awal pekan ini.
Novi Christiastuti
detikNews
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment