Jakarta - ISIS
mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom di ibu kota Afganistan,
Kabul, pada Ahad, 22 April 2018, sebagaimana disampaikan melalui situs
berita, Amaq.
Al Jazeera mengutip keterangan
dari pejabat kesehatan melaporkan, seorang pelaku bom bunuh diri
mengambil aksi di pusat pendaftaran pemilih di Kabul, Afganistan,
mengakibatkan sedikitnya 31 orang tewas.
© Disediakan oleh Tempo
Pasukan keamanan berjaga di lokasi ledakan bom di Kabul,
Afghanistan, 25 Desember 2017. Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung
jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 5 orang tersebut. AP
Photo
Menurut Kepala Kepolisian Kabul, Mohammad Daoud
Amin, pelaku meledakkan dirinya di jalur pintu masuk pusat
pendistribusian tanda pengenal di ibu kota pada Ahad, pukul 10.00 pagi
waktu setempat atau 05.30 GMT.
"ISIS bertanggung jawab," bunyi siaran berita dari situs Amaq.
Sementara
itu, seorang pejabat di kantor Kementrian Kesehatan Afganistan
mengatakan, sejumlah ambulans diperintahkan melakukan evakuasi terhadap
puluhan korban cedera. "Kemungkinan korban luka bertambah terus."
Ledakan bom bunuh diri tersebut, tulis Al Jazeera dalam laporannya, berlangsung di kawasan Dash-e-Barchi sebelah barat Kabul, tempat kaum minoritas Syiah Hazara.
© Disediakan oleh Tempo
Pasukan Khusus Afganistan turun dari atap sebuah bangunan yang
dijadikan tempat persembunyian kelompok militan ISIS di lokasi jatuhnya
induk segala bom (MOAB) di distrik Achin, Nangarhar, Afganistan, 23
April 2017. REUTERS/Parwiz
Menurut para saksi mata, di
antara korban kebanyakan kaum wanita dan anak-anak. "Usai mendengar
ledakan, saya bergegas ke lokasi ledakan. Ketika saya tiba di tempat
kejadian, kami membantu orang-orang yang luka-luka untuk dibawa ke rumah
sakit," kata Bashir Ahmad," seorang saksi mata.
"Di antara korban
kebanyakan wanita dan anak-anak yang akan mendapatkan kartu identitas
dan mendaftar untuk pemilihan umum," tambah Ahmad.
Afganistan
mendapatkan serangan mematikan berlipat-lipat dalam beberapa hari ini
menjelang pemilihan Dewan Distrik yang akan digelar pada 20 Oktober
2018. Sementara kemampuan pasukan pengamanan pemerintah lemah menghadapi
berbagai serangan tersebut, termasuk dari ISIS dan Taliban.
© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO
foto
tempo.co
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment