Angkatan Bersenjata Arab Saudi, Senin (16-4-2018) malam, menunjukkan
bukti keterlibatan Iran dalam serangan-serangan rudal balistik dan
pesawat tanpa awak milisi Houthi Yaman ke wilayah negara itu dalam
beberapa tahun terakhir.
Bukti berupa sisa-sisa rudal dan "drone
AUV Ababil" buatan Iran yang berhasil dirontohkan sistem pertahanan
militer Arab Saudi itu ditunjukkan kepada puluhan wartawan Arab Saudi
dan mancanegara, termasuk Antara, dalam sebuah konferensi pers.
Kolonel Turki S. Al Maliki lebih lanjut mengatakan bahwa pihaknya tidak
membalas serangan balasan ke sasaran Houthi di wilayah Yaman karena Arab
Saudi menghormati etika dan hukum internasional serta mempertimbangkan
keselamatan warga sipil di negara itu.
Sejauh ini, Arab Saudi
lebih mengandalkan pasukan pemerintah Yaman yang sah dalam menghadapi
milisi Houthi di negaranya karena mempertimbangkan keselamatan jiwa
rakyat Yaman, katanya.
Perihal keterlibatan Iran yang mendukung
Houthi di Yaman dan ancaman rudal balistik milisi ini sempat disinggung
oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dalam pidatonya di Konferensi
Tingkat Tinggi Ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, Minggu
(15-4-2018).
Raja Salman mengatakan bahwa milisi Houthi di Yaman
yang didukung Iran merupakan ancaman nyata dan tiga dari 119 misil yang
telah ditembakkannya bahkan diarahkan ke Mekah, kota tersuci umat Islam.
"Realitas
ini kembali menunjukkan kepada dunia bahaya perilaku Iran di kawasan,
pelanggaran atas prinsip-prinsip hukum internasional dan pengabaian atas
nilai-nilai, etika, dan bertetangga baik," kata Raja Salman dalam
pidatonya.
Pemimpin Arab Saudi yang menyandang gelar pelayan dua
tempat suci umat Islam dunia ini menyambut baik pernyataan PBB yang
mengutuk keras serangan misil milisi Houthi ke sejumlah kota di Arab
Saudi tersebut.
Milisi Houthi yang didukung Iran ini bertanggung
jawab penuh atas munculnya dan berlanjutnya krisis Yaman dan penderitaan
kemanusiaan di negeri itu. Oleh karena itu, Arab Saudi meminta PBB
bersikap tegas atas perilaku Iran ini.
Dalam Deklarasi Dhahran
yang dihasilkan KTT Ke-29 Liga Arab itu, para pemimpin dan ketua
delegasi negara-negara anggota Liga Arab menegaskan penolakan mereka
pada campur-tangan Iran dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab.
Iran
juga dituntut untuk menarik milisi-milisi dan elemen-elemen bersenjata
yang didukungnya dari semua negara Arab, khususnya Suriah dan Yaman,
demikian isi Deklarasi Dhahran KTT Ke-29 Liga Arab itu. (bd)
antaranews.com
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment