Angkatan Bersenjata Arab Saudi, Senin (16-4-2018) malam, menunjukkan 
bukti keterlibatan Iran dalam serangan-serangan rudal balistik dan 
pesawat tanpa awak milisi Houthi Yaman ke wilayah negara itu dalam 
beberapa tahun terakhir.
Bukti berupa sisa-sisa rudal dan "drone 
AUV Ababil" buatan Iran yang berhasil dirontohkan sistem pertahanan 
militer Arab Saudi itu ditunjukkan kepada puluhan wartawan Arab Saudi 
dan mancanegara, termasuk Antara, dalam sebuah konferensi pers.
 © Antara
 Militer Arab Saudi Tunjukkan Bukti Keterlibatan Iran 
Dalam konferensi pers yang dilangsungkan di Hotel Le Meridien Al Khobar 
itu, perwira militer Arab Saudi, Kolonel Turki S. Al Maliki, menegaskan 
rudal dan pesawat nirawak Ababil itu diluncurkan milisi Houthi untuk 
menyerang Jazan dan Bandar Udara Abha.
Serangan milisi Houthi 
yang didukung Iran dengan rudal balistik dan AUV Ababil ke Jazan dan 
Bandara Abha, Arab Saudi, itu terjadi pada tanggal 11 April 2018, 
katanya.
Menurut Turki, kelompok milisi Houthi tak mungkin 
memiliki kemampuan menyerang dengan alat utama sistem senjata rudal 
balistik dan AUV Ababil ke wilayah Arab Saudi dari Yaman tanpa bantuan 
pasokan dari Iran.
"Kemampuan yang sama juga diberikan Iran kepada Hizbullah dan Hamas," katanya.
Ia mengatakan bahwa serangan rudal milisi Houthi itu tidak hanya mengancam Arab Saudi, tetapi juga masyarakat internasional.
Kolonel Turki S. Al Maliki lebih lanjut mengatakan bahwa pihaknya tidak 
membalas serangan balasan ke sasaran Houthi di wilayah Yaman karena Arab
 Saudi menghormati etika dan hukum internasional serta mempertimbangkan 
keselamatan warga sipil di negara itu.
Sejauh ini, Arab Saudi 
lebih mengandalkan pasukan pemerintah Yaman yang sah dalam menghadapi 
milisi Houthi di negaranya karena mempertimbangkan keselamatan jiwa 
rakyat Yaman, katanya.
Perihal keterlibatan Iran yang mendukung 
Houthi di Yaman dan ancaman rudal balistik milisi ini sempat disinggung 
oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dalam pidatonya di Konferensi 
Tingkat Tinggi Ke-29 Liga Arab yang berlangsung di Dhahran, Minggu 
(15-4-2018).
Raja Salman mengatakan bahwa milisi Houthi di Yaman 
yang didukung Iran merupakan ancaman nyata dan tiga dari 119 misil yang 
telah ditembakkannya bahkan diarahkan ke Mekah, kota tersuci umat Islam.
"Realitas
 ini kembali menunjukkan kepada dunia bahaya perilaku Iran di kawasan, 
pelanggaran atas prinsip-prinsip hukum internasional dan pengabaian atas
 nilai-nilai, etika, dan bertetangga baik," kata Raja Salman dalam 
pidatonya.
Pemimpin Arab Saudi yang menyandang gelar pelayan dua 
tempat suci umat Islam dunia ini menyambut baik pernyataan PBB yang 
mengutuk keras serangan misil milisi Houthi ke sejumlah kota di Arab 
Saudi tersebut.
Milisi Houthi yang didukung Iran ini bertanggung 
jawab penuh atas munculnya dan berlanjutnya krisis Yaman dan penderitaan
 kemanusiaan di negeri itu. Oleh karena itu, Arab Saudi meminta PBB 
bersikap tegas atas perilaku Iran ini.
Dalam Deklarasi Dhahran 
yang dihasilkan KTT Ke-29 Liga Arab itu, para pemimpin dan ketua 
delegasi negara-negara anggota Liga Arab menegaskan penolakan mereka 
pada campur-tangan Iran dalam urusan dalam negeri negara-negara Arab.
Iran
 juga dituntut untuk menarik milisi-milisi dan elemen-elemen bersenjata 
yang didukungnya dari semua negara Arab, khususnya Suriah dan Yaman, 
demikian isi Deklarasi Dhahran KTT Ke-29 Liga Arab itu. (bd)
antaranews.com 
Subscribe to:
Post Comments
                            (
                            Atom
                            )
                          






0 komentar:
Post a Comment