Untuk yang terakhir itu, Putri membuka sekolah alam di pegunungan tengah Papua. Lulusan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini akan berbagi ilmu dan pengalamannya tentang sains, teknologi, mesin, dan matematika. Dan apabila dia berhasil mendaki tujuh gunung dan menjelajahi dua kutub, tidak menutup kemungkinan Putri mendapat predikat The Explorers Grand Slam untuk perempuan pertama dari Indonesia.
“Sudah lima gunung yang didaki, tapi hanya empat yang berhasil,” kata Putri saat berbagi pengalaman dalam diskusi bertajuk Srikandi Indonesia Mencapai Puncak Dunia yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta di Camp XXV, Sleman, Sabtu, 7 April 2018.
Pendakian pertama untuk seven summit itu dimulai ke Gunung Kilimanjoro, gunung tertinggi di Benua Afrika pada 2016. Pendakian dilanjutkan ke Carstenz Pyramid di Benua Australia dan Oceania pada tahun yang sama. Kemudian 2017 mendaki Gunung Denali di Amerika Utara dan Elbrus di Eropa. Sedangkan Januari 2018, Putri baru merampungkan pendakian ke Aconcagua di Amerika Selatan.
“Yang Denali terpaksa turun karena badai parah,” kata Putri. Kesedihannya terungkap dalam video berdurasi pendek yang menggambarkan suasana pegunungan Denali yang direkamnya saat meninggalkan lokasi dengan pesawat kecil.
Untuk mempersiapkan ekspedisinya, Putri melakukan latihan fisik bersama prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang tengah berlatih. “Sekaligus melatih kesdisiplinan,” kata Putri.
Dia bangun jam empat pagi dan sudah harus sampai di lokasi latihan jam lima. Latihan fisik dilakukan selama 12-15 jam sepekan. Prosentase latihannya meliputi 60 persen latihan yang sulit, 30 persen latihan kekuatan, dan 10 persen yoga. Dalam tayangan video, tampak Putri berlatih mengangkat beban karung dengan tongkat di sisi kiri dan kanan seperti mengangkat barbell. Dia juga menggulingkan ban raksasa yang biasa digunakan kendaraan big foot. “Ini melatih mengangkat beban saat naik gunung,” kata Putri.
Pengalaman mendaki gunung telah dijalani Putri sejak duduk di bangku SMP, pada usia 13 tahun. Perempuan kelahiran Sumatera Utara 36 tahun lalu itu memulai pendakian di Gunung Sibayak dan Sinabung saat latihan Pramuka. Awalnya membosankan. Lantaran jalanan gunung Sibayak yang becek, capek, dan kaki kram. Namun kebosanan itu terobati saat pertama kalinya dia melihat matahari terbit dari puncak gunung. Apalagi di Sibayak ada danau belerang yang menjadi tempat mereka merebus telur.
“Bayangkan, anak 13 tahun baru lihat matahari terbit dari puncak, bisa merebus telur tanpa kompor, itu wow!” kata Putri.
Jiwa petualangannya pun mulai terbentuk. Saat kuliah di Jakarta, Putri juga bergabung di organisasi mahasiswa pecinta alam KAPA FT UI. Usai lulus 2004, Putri melanglang ke Qatar, Amerika, dan Dubai selama 12 tahun karena bekerja di perusahaan pengeboran minyak.
“Mungkin karena dari kecil naik gunung, belajar dari alam untuk membuat tabah. Apapun tetap semangat,” kata Putri memberikan motivasi.
Tempo.co
0 komentar:
Post a Comment