Kantor unik Amazon. Foto: Dok. Fortune
Jakarta - Dalam laporan keuangan kuartal pertama 2018,
Amazon mencatatkan angka penjualan yang sangat mencolok, yaitu USD 51
miliar atau di kisaran Rp 708 triliun, meningkat 43% dibanding tahun
sebelumnya.
Dari penjualan tersebut, Amazon juga mendapat
keuntungan bersih yang besar yaitu USD 1,6 miliar. Namun sebenarnya
masih ada segmen yang merugi dari jajaran bisnis Amazon.
Segmen
yang merugi itu adalah penjualannya secara internasional. Meski
penjualan internasionalnya mencatatkan pertumbuhan 34%, mereka merugi
sekitar USD 622 juta, alias mereka lebih banyak mengeluarkan uang
ketimbang mendapat pemasukan.
Ini terjadi salah satunya karena mereka mendapat perlawanan kuat dari
rival-rival lokal. Pertumbuhan penjualan yang tinggi berarti juga
pengeluaran yang banyak, dan ini adalah hal biasa bagi Amazon, demikian
dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (27/4/2018).
Namun
khusus untuk penjualan internasional, rugi Amazon sepertinya terus
meningkat setiap tahunnya. Sebagai contoh, pada 2016, mereka merugi USD
121 juta, dan jika dibandingkan dengan kerugiannya sekarang, berarti
terjadi peningkatan enam kali lipat.
Strategi yang biasa
diterapkan Amazon untuk meraup pangsa pasar yang lebih besar sepertinya
tak berlaku di beberapa negara seperti di China, Jepang, Amerika Latin,
dan India. Pasalnya di negara tersebut sudah ada e-commerce besar yang
menjadi favorit penduduk negaranya, seperti Alibaba, Rakuten,
MercadoLibre, dan FlipKart.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment