Universitas al-Azhar Kairo, Mesir mengecam seruan oleh beberapa tokoh terkemuka Prancis agar menghapus suatu ayat al-Quran.
Kecaman itu dipicu oleh himbauan tokoh terpandang Prancis termasuk
mantan presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan mantan perdana menteri
Manuel Valls, yang kompak menerbitkan sebuah surat terbuka yang
dipublikasi surat kabar Prancis, Le Parisien.
Surat terbuka itu
berisi desakan agar ayat al-Quran yang menyerukan pembunuhan dan
penjatuhan hukuman kepada kaum Yahudi, Kristen dan orang-orang kafir,
dihapuskan. Merespon surat itu, Universitas al-Azhar pada Sabtu, 28
April 2018, mengatakan al-Quran tidak menyerukan pembunuhan, tetapi
menyerukan agar memerangi balik orang yang memusuhi.
Seperti dikutip dari situs al-arabiya pada Minggu, 29 April 2018,
Universitas al-Azhar memperingatkan ayat-ayat al-Quran tidak pernah
memerintahkan pembunuhan terhadap siapapun tanpa melakukan suatu
kejahatan, yang perbuatan pelaku membutuhkan hukuman mati atas
kejahatannya. Contohnya, kasus pembunuhan berencana. Penjelasan
Universitas al-Azhar itu mengindikasikan Islam tidak bertanggung jawab
ketika orang lain salah mengartikan ayat-ayat al-Quran.
Ayat-ayat
al-Quran mengenai peperangan mengacu pada pertahanan diri atau
pembelaan diri dalam kasus diserang atau tidak menyerang orang lain.
Egypt
Independent, sebuah lembaga di Mesir yang berafiliasi dengan
Observatory of Islamophobia, juga mengecam seruan berbahaya Prancis
tersebut mengenai al-Quran,
yang diluncurkan oleh segelintir pihak dari waktu ke waktu sehingga
bisa memicu terjadinya serangan dan antagonisme di negara tersebut serta
menciptakan sebuah konflik di kalangan masyarakat Prancis.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment