"Kami tidak ingin dengan gampangnya menarik mundur pasukan sebelum diplomat mencapai kesepakatan untuk perdamaian, jadi kalian menang pertempuran dan kalian memenangkan perdamaian," ujar Mattis dari Pentagon seperti dikutip dari Anadolu, 2 Mei 2018. Pernyataan ini disampaikan usai pengumuman Donald Trump bahwa Amerika Serikat akan menarik mundur pasukannya dari Suriah secepat mungkin.
© Disediakan oleh Tempo
Militan Kurdi YPG siap mempertahankan Manbij setelah pasukan Turki menyerang Afrin [Reuters]
Sebelumnya Trump memang mengeluhkan Amerika Serikat menghabiskan triliunan dolar untuk operasi militer di Timur Tengah, namun tidak mencapai hasil signifikan. Belum jelas apakah pernyataan penarikan pasukan Amerika Serikat termasuk menghentikan serangan udara terhadap ISIS yang tersisa di Suriah. Trump tidak memberikan informasi rinci soal ini.
Ketika ditanya apakah penempatan pasukan yang ada di Suriah bisa menjaga stabilitas, setelah pasukan Amerika Serikat ditarik, Mattis menjawab diplomatis bahwa pihaknya membahas hal ini terlebih dulu dengan Duta Besar PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo. Mattis juga menyatakan akan bekerja sama dengan negara lain yang terlibat dalam konflik ini.
Sementara Mattis akan membahas apakah ada operasi militer bersama di kota Manbij antara Turki, Amerika Serikat dan NATO. Mattis mengaku rencana ini masih dalam proses dan enggan memaparkan lebih jauh.
© Disediakan oleh Tempo
Peta Manbij. google.com
Militer Turki menyatakan akan menggelar operasi militer ke kota Manbij jika milisi kurdi menguasai wilayah itu. Namun Amerika Serikat menempatkan 2.000 pasukannya di Manbij dan dikhawatirkan akan bentrok jika Turki yang juga sebagai sekutu NATO meluaskan daerah operasi militer ke Manbij.
© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO foto
Tempo
0 komentar:
Post a Comment