Prosesi peluncuran aplikasi Callind di Jakarta. Foto: kominfo
Jakarta - Bertepatan dengan Hari Kartini, aplikasi
messaging lokal Callind yang digadang-gadang pesaing WhatsApp ini,
akhirnya resmi diluncurkan.
Dirintis 2016, Callind yang adalah
buah karya dari Novi Wahyuningsih, gadis asal Desa Tepakyang, Kecamatan
Adimulyo, Kebumen. Nuansa peringatan Hari Kartini menjadi momentum
peluncuran resmi aplikasi buatannya itu.
Novi menjelaskan bahwa Callind adalah aplikasi chatting yang memungkinkan pengguna kirim pesan secara privat, broadcast message, kirim foto, hingga video call. Callind yang merupakan singkatan Calling Indonesia sudah ada di Play Store. Sampai saat ini, kata Novi, Callind sudah dipakai sekitar 350 ribu pengguna smartphone Android.
"Ditargetkan lima juta pada tahun 2018," katanya dalam keterangan tertulis saat launching di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (21/4/2018).
Disampaikannya,
Callind dapat digunakan untuk menemukan sesama pengguna dalam radius
100 kilometer, meski belum saling terhubung sebagai kontak.
"Semoga bisa benar-benar diterima di Indonesia dan bahkan merajai di
negeri sendiri. Selain itu, bisa juga digunakan oleh masyarakat di
dunia. Target 50 juta pengguna dalam tiga tahun semoga juga bisa
tercapai," ujarnya dengan optimis.
Foto: Rinto Heksantoro/detikcom
Callind bisa dimanfaatkan sebagai sarana promosi dan pemasaran bagi
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Aplikasi ini menggabungkan
beragam platform, mulai aplikasi pesan pribadi, forum, komunitas, iklan,
dan jual beli produk.
"Kami sedang dalam proses pengembangan
kerja sama dengan beberapa UMKM yang bergerak di sektor retail yang ada
di daerah nasional harapan kami bisa kerja sama dengan UMKM di seluruh
Indonesia," imbuhnya.
Novi mengungkapkan bahwa aplikasi buatannya
masih butuh beberapa pembenahan dan perbaikan sistem, serta pengenalan
ke publik. Untuk itu, dia berharap saran dan kritik dari masyarakat agar
Callind bisa semakin baik.
"Kami menyediakan media komunikasi dengan harapan bisa bermanfaat dan menjadi raja di negeri sendiri," katanya.
Gunakan Aplikasi Dalam Negeri
Saat
ini ada 143 juta pengguna internet di Indonesia. Hampir sebagian besar
pengguna internet itu menggunakan berbagai aplikai, baik itu media
sosial, messaging, chat dan aplikasi lain.
Menteri Komunikasi
dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara pun mengajak pengguna internet
di Tanah Air untuk menggunakan aplikasi lokal. Hal itu, disampaikannya
melalui pesan video yang diputar dalam peluncuran Callind.
Sambutan Menkominfo Rudiantara dalam sebuah video. Foto: kominfo
"Seperti yang hari ini diluncurkan aplikasi media sosial, mesengger,
komersil yang disebut Callind yang dikembangkan oleh Mbak Novi dan
timnya bertepatan dengan Hari Kartini," ungkapnya.
Menurut
Menkominfo, kehadiran aplikasi besutan anak negeri ini menunjukkan telah
lahir kartini baru muda. "Kartini zaman now, yang tidak hanya bergelut
dengan kesetaraan antara wanita atau pria atau gender. Tapi, bisa
memberikan nilai tambah bagi bangsa ini," tandasnya.
Pada
peluncuran Callind ini, dihadiri oleh Komisaris Utama PT Telkom
Indonesia Tbk yang juga ekonom asal Kebumen Hendri Saparini, Sekjen
Kementerian Kominfo, Farida Dwi Cahyarini mewakili Menteri Kominfo
Rudiantara.
"Banyak aplikasi yang digunakan pengguna internet,
apakah itu media sosial, messaging. Mereka menggunakannya berjam-jam,"
kata Menteri Rudiantara.
Pola penggunaan seperti itu dinilai Menkominfo, tidak ada salahnya.
Namun, ia lebih mengkritisi bahwa pengguna internet di Indonesia lebih
banyak menggunakan aplikasi asing ketimbang aplikasi lokal.
"Tidak
ada salahnya, namun kalau kita lihat semua menggunakan aplikasi
perusahan intenasional, perusahaan asing. Padahal banyak aplikasi media
sosial, messaging yang dikembangkan anak muda Indonesia," tuturnya.
Menteri Rudiantara mendorong agar pengembang aplikasi di Indonesia dapat menyesuaikan aplikasi.
"Tidak
bisa dimungkiri bahwa aplikasi internasional menimbulkan kesan yang
mudah penggunaannya lebih user friendly, karenanya saya mengajak kepada
siapapun yang mengembangkan aplikasi-aplikasi di Indonesia selalu
meng-upgrade aplikasinya agar disesuaikan dengan kebutuhan pasar ini,"
tuturnya. (agt/fyk)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment