Grand Final ANC 2018 Pikat Ribuan Pecinta Game Surabaya

Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikINET

Surabaya - Grand final AOV National Championship (ANC) yang dihelat di Kota Pahlawan sukses menyedot animo ribuan gamer. Tak hanya didominasi laki-laki, banyak pula perempuan yang ingin menjadi saksi kemenangan tim unggulan mereka.

"Antusiasmenya luar biasa sih, ekspektasi kita tuh cuma seberapa tapi bener-bener dilampaui," ujar Project Officer ANC 2018, Edwin saat ditemui di Atrium Tunjungan Plaza 6, Surabaya, Sabtu (14/4/2018).


Menurut Edwin, pengunjung yang datang tak hanya berasal dari Surabaya saja. Malah ada yang berdomisili di luar Surabaya. "Banyak juga sih yang ke sini dari luar kota dan motoran. Misalnya dari Malang sampai Semarang," tambah Edwin.

Kompetisi yang dihelat oleh Garena ini mengusung tema "Join As 5, Battle As 1". Sementara itu, Grand Final ANC memperebutkan total hadiah senilai Rp 300 juta. Dalam rinciannya, juara pertama mendapatkan Rp 25 juta, juara kedua Rp 15 juta, juara ketiga dan keempat masing-masing Rp 10 juta.

 Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikINET

Dalam acara yang dihelat sejak pukul 11.00 WIB ini, ada empat tim yang berhasil masuk ke final. Mereka adalah Nova, Chronicles Hore, SES•VOC?IKAMIL1, dan SGM. Keempat tim ini berhasil mengalahkan sedikitnya 3000 tim lain dalam babak penyisihan yang diadakan di 23 kota besar di Indonesia dan 1 penyisihan secara online sejak Januari.

"Rata-rata dari Jakarta, tapi mereka ikut penyisihan di beberapa kota lain. Jadi misal di Jakarta ndak menang, mereka ikut lagi di Depok, Bandung atau Tangerang," kata Edwin.

Sementara itu, acara ini turut dimeriahkan dengan persaingan dua tim perempuan yang memperebutkan juara di Princess Cup. Mengusung tema "Waktunya Wanita Bersinar", kedua tim yang masing-masing terdiri dari lima orang ini berhasil mengalahkan ribuan peserta wanita lainnya. Kedua tim tersebut yakni Bigetron Universe dan NXA Ladies.

Ajang grand final ANC 2018 turut dimeriahkan perlombaan cosplay. Berbeda dengan cosplay lainnya yang menggunakan kostum dengan karakter yang sudah tersedia. Peserta lomba ditantang untuk membuat karakter sendiri.

"Kalau biasanya cosplay kan orang tinggal cari kostum dari karakter yang ada. Nah ini beda, peserta bikin kostum sendiri yang belum pernah ada," tambah Edwin.

 Foto: Hilda Meilisa Rinanda/detikINET

Dari dihelatnya kompetisi ini, Edwin berharap semoga pemain e sports makin dikenal di masyarakat umum. Hal ini karena pemain e sports belum cukup banyak yang mengenal dan masih diremehkan.

"Zaman dulu itu orang pasti mikir main game buat apa. Kalau sekarang kita sudah punya liga profesional ya untuk orang-orang yang mau menekuni bidang ini," kata Edwin.

Kompetisi semacam ini, lanjut Edwin bisa menjadi wadah masyarakat yang ingin serius menekuni bidang ini. Pihaknya telah merencanakan pagelaran ini akan diadakan sedikitnya dua kali dalam setahun.

Tak lupa, dia juga berharap agar turnamen games bisa dihelat oleh beberapa pihak di beberapa kota besar di Indonesia.

"Setelah adanya ini, semoga menginspirasi banyak kota lain untuk bikin turnamen serupa, biar banyak juga kota-kota yang bikin," harap Edwin. (afr/afr)



Hilda Meilisa Rinanda - detikInet
Share on Google Plus

About admin

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment