Menurut laporan Center for Human Rights in Iran (CHRI), sebuah lembaga hak asasi manusia berbasis di New York, Pengawal Revolusi Iran menahan Abbas Edalat, seorang profesor ilmu komputer di Imperial College London, pada pertengahan April 2018.
© Disediakan oleh Tempo
Dua anggota militer Iran, berbicara dengan sepuluh tentara AS yang ditahan setelah diduga melakukan spionase di perairan teluk Persia. Pemerintah Iran menuntut permintaan maaf dari AS terkait insiden pelanggaran teritorial lautnya tersebut. dailymail.co.uk
Ketika wartawan menanyakan soal penahanan Edalat, juru bicara Kementerian Kehakiman Iran, Gholamhossein Mohseni Ejehi, mengatakan kepada wartawan di Teheran, "Kabar mengenai penahanan dia benar karena alasan keamanan. Tetapi saya tidak bisa memberikan keterangan detail."
Sementara itu, kantor berita semi resmi Fars melaporkan, Kamis, 26 April 2018, Edalat adalah bagian dari sebuah jaringan penyusup bersama warga Inggris lainnya. "Mereka sekarang dalam tahanan Iran."
Kabar penahanan Edalat mendapat respon dari pemerintah Ingirs. Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris (FCO) mengatakan sedang meminta informasi dari Iran mengenai penahanan Edalat.
© Disediakan oleh Tempo
Anggota Garda Revolusi Iran menjaga pesawat mata-mata tanpa awak RQ 170 milik Amerika Serikat yang jatuh di Iran (8/12). Iran menyatakan bahwa mereka berhasil menembak pesawat tersebut di Iran Timur. REUTERS/Sepah News.ir
Sedikitnya tiga warga negara ganda Inggris-Iran, saat ini, ditahan oleh Pengawal Republik Islam Iran dengan berbagai alasan yang tidak dijelaskan kepada publik.
© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO foto
Tempo
0 komentar:
Post a Comment