Perwakilan dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB tiba di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh, Ahad. Mereka berbicara dengan 700 ribu orang yang menghindar dari aksi pembersihan etnis di Myanmar. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui langsung persoalan di lapangan.
© Disediakan oleh Tempo
Imigran Rohingya yang ditemukan terdampar diistirahatkan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Bireuen, Aceh, 20 April 2018. Sebanyak 76 warga Rohingya menaiki perahu kayu bermesin lima GT untuk mencari suaka. ANTARA/Rahmad
Ketika tiba di kamp pengungsi Kutupalong, Al Jazeera melaporkan, utusan PBB tersebut disambut unjuk rasa ratusan pengungsi. Beberapa di antaranya membawa plakat bertulisakan, "Kami ingin keadilan".
"Mereka juga membawa petisi untuk disampaikan kepada PBB melalui perwakilan pengungsi. Salah satu bunyi petisi itu menuntut kehadiran pasukan keamanan internasional di negara bagian Rakhine, repatriasi di bawah pengawasan PBB dan pemulihan hak kewarganegaraan di Myanmar," ujar kantor berita DPA.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Plyansky, mengatakan kepada wartawan, para diplomat tidak akan lari dari krisis ini. Tetapi, ujarnya, untuk menemukan solusi bukanlah jalan yang mudah.
© Disediakan oleh Tempo
Keluarga Pertama Pengungsi Rohingya Tiba di MyanmarKeluarga Pertama Pengungsi Rohingya Tiba di Myanmar
Sementara itu, menurut laporan Al Jazeera dari kamp pengungsi menyebutkan, sejumlah kaum perempuan menitikkan air mata ketika bercerita kepada perwakilan PBB mengenai perkosaan yang dialami. Mereka juga mengisahkan anggota keluarganya yang hilang di Myanmar.
© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO foto
Tempo






0 komentar:
Post a Comment