© Disediakan oleh PT. Kompas Cyber Media
Kota Raqqa, Suriah utara, yang menjadi ibu kota kekhalifahan
ISIS, kini telah hancur dan ribuan militan telah meninggalkan kota itu
setelah kehilangan wilayahnya. Kota itu jatuh ke tangan pasukan Kurdi
yang didukung AS. Reuters via The Guardian
Pejabat
daerah di Suriah menemukan kuburan massal yang berisi 50 jenazah di
bekas markas kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Raqqa,
Sabtu (21/2/2018).
Sebagai bekas "ibu kota" kelompok ISIS di
Suriah utara itu, Raqqa menjadi saksi terusirnya anggota kelompok
ekstremis oleh Pasukan Demokratik Suriah yang didukung Amerika Serikat
(SDF) pada Oktober 2017.
Pejabat senior Dewan Sipil Raqqa,
Abdallah al-Eriane, mengatakan kuburan massal yang ditemukan tersebut
dapat memuat hingga 200 jasad.
Kuburan massal terletak di bawah
lapangan sepak bola, dekat dengan rumah sakit di mana anggota ISIS
berada, sebelum diusir dari kota.
"Kuburan itu tampaknya satu-satunya tempat yang tersedia untuk pemakaman, dan dilakukan dengan tergesa-gesa," katanya.
"Para anggota kelompok ISIS bersembunyi di rumah sakit," ucap al-Eriane.
Dia
menambahkan, beberapa jasad memiliki tanda yang bertuliskan nama-nama
samaran mereka, sementara warga sipil ditandai dengan nama pertama
mereka.
Dalam beberapa bulan terakhir, Suriah dan Irak kerap
menemukan kuburan massal di wilayah yang sebelumnya ditinggali oleh para
anggota ISIS.
Pada Februari lalu, pasukan Suriah menemukan
kuburan massal yang berisi sisa-sisa jenazah dari 30 orang yang dibunuh
ISIS di Raqqa. Dua temuan sebelumnya juga ditemukan dalam waktu yang
berdekatan.
Kelompok ISIS memproklamasikan "kekhalifahan" atas
wilayah Suriah dan Irak pada 2014. Namun, kini mereka kehilangan hampir
semua daerah kekuasaannya.
ISIS bertanggung jawab atas beberapa
kekejaman selama terornya masih berlangsung, termasuk eksekusi massal
dan pemenggalan kepala.
Editor: Veronika Yasinta
Sumber: AFP
Copyright Kompas.com
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment