Pemerintah Suriah mengultimatum pasukan teroris ISIS untuk segera
meninggalkan wilayah di selatan ibu kota Damaskus dalam waktu 48 jam.
Militer
Suriah telah menggelar operasi serangan udara terhadap kantong
pertahanan pasukan ISIS, yang berkumpul di sekitar kamp pengungsi
Palestina, Yarmouk.
“Celah dua hari ini merupakan upaya untuk
menghindari serangan militer selanjutnya. Jika mereka menolak pergi,
pasukan akan menggelar operasi untuk mengakhiri keberadaan mereka di
area itu,” begitu dilansir media Al-Watan seperti dikutip Al Jazeera, Kamis, 19 April 2018.
ISIS, yang merupakan kepanjangan dari Islamic State Iraq and Syria,
merupakan kelompok teroris yang berupaya mencaplok wilayah Irak dan
Suriah untuk mendirikan apa yang mereka sebut sebagai negara Islam.
Area
Yarmouk terletak sekitar 8 kilometer dari pusat Damaskus. Area ini
menjadi pusat penampungan warga Palestina terbesar di Suriah sebelum
perang berlangsung 7 tahun lalu.
Warga Palestina di daerah ini
banyak yang telah mengungsi ke berbagai daerah lain di Suriah setelah
perang berkecamuk. Ini membuat kamp dan area di sekitarnya dikuasai ISIS
sejak 2015. Area ini juga telah dikepung sejak 2012 sehingga
mempersulit pergerakan pasukan ISIS untuk keluar ataupun mendatangkan
bantuan dari luar.
Kantong ISIS di Raqqa juga telah dikuasai
Pasukan Demokratik Suriah, yang merupakan gabungan pasukan Kurdi dan
Arab, yang didukung AS. Ini membuat posisi ISIS semakin melemah. Jelang
akhir tahun lalu, Rusia menyatakan telah berhasil mengusir ISIS dari
berbagai wilayah di Suriah.
Perang di Suriah sempat meningkat belakangan ini, seperti dilansir Reuters,
menyusul serangan rudal presisi pasukan sekutu AS, Inggris dan Prancis,
untuk menghancurkan fasilitas riset dan pengembangan senjata kimia di
Damaskus, dan pos komando di Kota Homs. 103 rudal presisi menyasar
target utama militer Suriah, yang mengklaim menembak jatuh sekitar 70
rudal dengan bantuan sistem antirudal Rusia.
tempo.co
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment