© Disediakan oleh PT. Kompas Cyber Media
Direktur Staf Gabungan Militer AS Jenderal Kenneth McKenzie.
Pentagon meyakini rezim Suriah masih menyimpan sejumlah kecil senjata
kimia.AFP/ALEX WONG
Pentagon menyebut
rezim Suriah masih memiliki sisa persenjataan kimia pasca-serangan udara
yang dilancarkan AS beserta dua negara sekutunya, Inggris dan Perancis.
Direktur
Staf Gabungan Militer AS, Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan, rezim
Presiden Bashar al-Assad masih dapat melakukan serangan dengan sisa
senjata kimia yang tersimpan di berbagai lokasi di Suriah.
"Mereka
masih memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan terbatas di masa
depan," kata McKenzie kepada wartawan di Pentagon, Kamis (19/4/2018).
Meski
meyakini rezim Assad masih menyimpan sisa senjata kimia, Washington
mengaku tak melihat adanya indikasi akan serangan baru yang sedang
direncanakan.
"Namun saat mereka (Suriah) berpikir untuk melakukan
serangan itu, mereka harus melihat ke belakang dan mencemaskan kami
yang akan melihat rencana mereka dan kemampuan yang kami miliki untuk
menyerang mereka lagi jika diperlukan," tambah McKenzie dilansir AFP.
AS bersama sekutunya telah menembakkan hingga lebih dari 100 misil
jelajah ke tiga situs milik Suriah, termasuk pusat penelitian di
Damaskus, pada Jumat (13/4/2018) pekan lalu.
Ketiga situs yang menjadi target itu diyakini memiliki keterkaitan dengan program persenjataan kimia milik rezim Suriah.
"Serangan
telah mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan di ketiga lokasi.
Kami percaya mungkin ada sejumlah klorin dan mungkin sarin di semua
situs yang ditargetkan," kata jenderal bintang tiga itu.
"Melalui serangan itu kami tidak berpikir untuk mengubah keseimbangan strategis dalam konflik di Suriah.
"Kami
hanya ingin memberi pesan bahwa itu adalah perbuatan yang salah,
menyerang menggunakan gas terhadap wanita dan anak-anak," kata McKenzie.
Sebelumnya
diberitakan, Rusia telah menyimpan bukti yang dapat mengungkapkan bahwa
serangan gas kimia di kota Douma adalah sebuah tipuan.
Moskwa bahkan menjanjikan bakal memaparkan bukti tersebut di depan Dewan Keamanan PBB dalam pertemuan selanjutnya.
Editor: Agni Vidya Perdana
Sumber: AFP
Copyright Kompas.com
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment