Dua pesawat tempur Israel F-15 disebut sebagai pelaku penyerangan markas angkatan udara dekat Kota Homs pada Ahad, 8 April 2018.
Mengutip kantor berita Interfax, media Israel, Haaretz melansir pesawat tempur itu menyerang dari atas wilayah udara Lebanon.
“Sistem pertahanan udara Suriah menembak lima dari delapan rudal yang ditembakkan,” begitu dilansir Haaretz, Senin, 9 April 2018.
Kepala The Syrian Observatory For Human Rights, Rami Abdurrahman, mengatakan serangan udara itu menewaskan 14 orang termasuk warga Iran.
Saat dimintai tanggapannya soal ini, juru bicara militer Israel belum berkomentar.
© Disediakan oleh Tempo
Militer Israel merilis foto udara markas T-4 pangkalan udara Suriah pasca penyerangan Februari 2018. IDF Spokesperson’s Unit
Menurut Haaretz, militer Israel telah menyerang markas T-4 dekat Homs dua kali sebelumnya. Serangan itu menghancurkan pusat kontrol pesawat nirawak militer atau drone militer milik Iran. Serangan itu juga menghancurkan sistem jaringan komunikasinya.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya, kantor berita pemerintah Suriah melansir adanya serangan rudal dan menuding militer Amerika Serikat sebagai pelakunya. Pejabat AS menanggapi dengan mengatakan mereka tidak melakukan serangan udara di Suriah.
“Pada saat ini, Kementerian Pertahanan tidak melakukan serangan udara di Suriah,” kata Christopher Sherwood, juru bicara Pentagon.
Menurut media Politico, militer AS pernah melancarkan sejumlah serangan rudal jelajah Tomahawk terhadap pangkalan udara Suriah pada tahun lalu. Ini karena militer Suriah diduga kuat menggunakan senjata kimia di Kota Khan Sheikhoun. Namun, militer Israel juga telah melakukan serangan udara terhadap pangkalan militer di Suriah sebelumnya. Amerika, Rusia, Israel, Iran dan Suriah terlibat dalam konflik ini.
0 komentar:
Post a Comment