Gerak Senyap Cholid Abu Bakar, Dalang Teror Surabaya ( 2 )

Komunikasi Cholid dengan ‘pemain-pemain’ lama lantas menghasilkan orkestra teror yang berbeda dengan pola umum serangan JAD.

 © Disediakan oleh Kumparan Evolusi Kelompok Teror di Indonesia 

 

JAD biasanya menggunakan senjata atau bom sederhana, dengan teknik serangan cepat yang tak butuh rencana lama. Sebaliknya, teror Surabaya sangat terencana--simultan terhadap tiga sasaran (Gereja Santa Maria, GKI Diponegoro, GPPS Arjuno), disusul serangan lanjutan di Polrestabes.

Bahan-bahan bom yang digunakan pun bukan karakteristik JAD. “Biasanya ledakan (bom JAD) tidak semasif dan sebesar itu,” ucap Ridwan.

Ia menduga, JAD tak bergerak sendiri dalam teror Surabaya. “JAD dibantu oleh faksi-faksi lain yang cukup kuat, yaitu faksi eks JI pro-ISIS yang punya pengalaman merakit bom andal di masa lalu.”

Jemaah Islamiyah yang dulu dikendalikan Abu Bakar Ba’asyir, dikenal dengan serangan bom berdaya ledak tinggi. JI, misalnya, dicurigai berada di balik tragedi Bom Bali dan Bom JW Marriott. Namun seiring melemahnya jaringan Al-Qaeda pasca-Osama bin Laden tewas, JI mengalami perpecahan, digantikan kini oleh era JAD di bawah Aman Abdurrahman.

Bermula Mako Brimob

 © Disediakan oleh Kumparan Lipsus teroris 

Teror Surabaya tak lepas dari huru-hara yang pecah di Mako Brimob, Selasa (8/5). Kala itu rutan dikuasai para narapidana teroris selama 36 jam, dan Aman Abdurrahman sang pemimpin spiritual ‘diturunkan’ polisi--lewat rekaman suaranya yang diputar--untuk menenangkan narapidana teroris yang mengamuk dan menyandera anggota Densus.

“Kerusuhan Mako Brimob membangunkan sel-sel tidur sehingga mereka tergerak untuk menyerang, sekaligus mengakselerasi beberapa kelompok pro-ISIS yang akan melakukan amaliah,” kata Adhe Bhakti.

Mereka yang ‘bangun tidur’ kemudian mengambil peralatan seadanya untuk menyerang, termasuk pisau dan gunting. Sementara kelompok yang memang sedang mempersiapkan serangan, mempercepat jadwal aksi mereka dari rencana semula.

“Mereka mengambil momen, dan berhasil. Masyarakat panik dan polisi keteteran.”

Dalam kondisi ‘terpicu’ seperti itu, Adhe sepakat dengan Ridwan: kelompok penyerang bukan hanya JAD. Ia bisa dari faksi pro-ISIS yang mana saja.

Gayung saling bersambut. Ledakan dan aksi teror terus-menerus berbunyi seperti pesan berantai.

Kini sel-sel pro-ISIS di Indonesia sedang aktif menyerang. “Tahun 2015 saja pendukung ISIS ada di 16 provinsi, sampai Papua Barat. Paling banyak di Jawa dan Sumatera,” ucap Adhe.

Di antara kelompok pro-ISIS di Indonesia, JAD di bawah Aman Abdurrahman punya struktur paling mapan dan terorganisasi. Ia memiliki amir (pemimpin) pusat dan amir-amir wilayah.

“Kalau dirunut, simpul jejaring tetap di Aman. JAD sangat cair, seperti franchise. Mereka bisa menggelar aksi, berbaiat, mengangkat pimpinan wilayah, lalu bilang ‘Kami cabangnya Aman’ tanpa sepengetahuan Aman. Asal sama-sama pro-ISIS dan menaati tata tertib bersama,” ujar Ridwan.

Dalam konteks itu, apakah terlibat teror secara langsung atau tidak, Aman--meminjam istilah Kurnia Widodo, eks teroris yang pernah jadi muridnya--“ibarat Ayatullah” bagi JAD.

“Yang menerjemahkan buku-buku induk ISIS pertama kali (di Indonesia) itu ya Aman,” kata Navhat Nuraniyah, peneliti Institute of Policy Analysis of Conflict.

“Kalau bicara JAD, ideolognya adalah Aman Abdurrahman. Dia orang yang kata-katanya didengar oleh jemaah. Sama seperti Cholid, dia tidak ada di struktur JAD. Mereka penggerak, pendorong,” kata Adhe.

Navhat menilai Aman bukan sutradara teror Surabaya. “Saya rasa dia sudah tidak terlibat secara operasional. (Pada serangan) yang sekarang ini, dia lebih seperti inspirator.”

Ali Fauzi sependapat. “Kalau memimpin (serangan), tidak. Saya rasa serangan di Surabaya bukan order dia (Aman), tapi inisiatif anak buah di lapangan melihat kondisi pasca-rusuh di Mako Brimob.”

 © Disediakan oleh Kumparan Lipsus teroris 

Kemungkinan Cholid Abu Bakar sebagai dalang teror membuat Ali Fauzi heran. Seingatnya, Cholid terbiasa hidup sendiri dan tak terikat organisasi mana pun.

Ridwan mengiyakan. Menurutnya, Cholid memang tak bekerja secara terikat dengan siapa pun, dan karenanya mampu bekerja dengan banyak pihak sekaligus.

Kini lima hari berlalu sejak rangkaian bom meledak di Surabaya, dan keberadaan Cholid masih misterius.




Share on Google Plus

About admin

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment